Foto Internet |
”Mungkin karena saya menanam awal, makanya hanya di tempat saya saja didatangi hama burung. Setiap hari kami harus menjaga tanaman padi dari serangan hama burung ini, lengah sedikit saja mereka dengan leluasa memakan padi yang ditanam,” kata Wiriah petani padi di kawasan seputaran Arteri Supadio, Jumat (15/6).
Pihaknya kemudian membuat siasat dalam menghalau burung-burung yang datang. Yang pertama dengan bunyian dari kaleng dalam jumlah banyak. “Tetapi tetap saja burung pemakan padi tetap datang.
Mereka bereaksi bukan saja di siang hari, ada juga di malam hari. Namun kebanyakan adalah hama tikus. Kalau hama tikus kita susah menjaga karena keluarnya diam-diam dan di malam hari. Kita mengantisipasi saja dengan menyebar racun tikus,” ucapnya.
Bukan itu saja, serangan hama keong emas juga menjadi salah satu kendala petani saat musim tanam. Pasalnya keong emas dapat merusak tanaman padi yang baru ditanam hingga ke akarnya. “Keong emas juga menjadi salah satu hama bagi kami. Sebab, mereka dapat merusak langsung ke batangnya. Kami juga harus waspada jika ada keong emas di persawahan. Selain itu masih ada hama wereng juga yang termasuk hama bagi para petani,” ucapnya.
Wiriah meminta Pemerintah Kubu Raya melalui dinas teknis membantu petani bagaimana mencegah hama tidak terlalu banyak. ”Kita ingin tanaman padi kita maksimal hasilnya. Jangan sampai kami merugi. Makanya kami sangat berharap pemerintah membantu,” ujar dia. (den)
Sumber : Pontianak Post
0 comments:
Post a Comment